2. kisah inspirasi : Kakek dan pencuri pepaya
Cerita ini tentang seorang kakek
yang sederhana, hidup sebagai orang kampung yang bersahaja. Suatu sore, ia
mendapati pohon pepaya di depan rumahnya telah berbuah. Walaupun hanya dua buah
namun telah menguning dan siap dipanen. Ia berencana memetik buah itu di
keesokan hari. Namun, tatkala pagi tiba, ia mendapati satu buah pepayanya
hilang dicuri orang.
Kakek itu begitu bersedih, hingga
istrinya merasa heran. “masak hanya karena sebuah pepaya saja engkau demikian
murung” ujar sang istri.
“bukan itu yang aku sedihkan”
jawab sang kakek, “aku kepikiran, betapa sulitnya orang itu mengambil pepaya
kita. Ia harus sembunyi-sembunyi di tengah malam agar tidak ketahuan orang.
Belum lagi mesti memanjatnya dengan susah payah untuk bisa memetiknya..”
“dari itu Bune” lanjut sang
kakek, “saya akan pinjam tangga dan saya taruh di bawah pohon pepaya kita,
mudah-mudahan ia datang kembali malam ini dan tidak akan kesulitan lagi
mengambil yang satunya”.
Namun saat pagi kembali hadir, ia
mendapati pepaya yang tinggal sebuah itu tetap ada beserta tangganya tanpa
bergeser sedikitpun. Ia mencoba bersabar, dan berharap pencuri itu akan muncul
lagi di malam ini. Namun di pagi berikutnya, tetap saja buah pepaya itu masih
di tempatnya.
Di sore harinya, sang kakek
kedatangan seorang tamu yang menenteng duah buah pepaya besar di tangannya. Ia
belum pernah mengenal si tamu tersebut. Singkat cerita, setelah berbincang
lama, saat hendak pamitan tamu itu dengan amat menyesal mengaku bahwa ialah
yang telah mencuri pepayanya.
“Sebenarnya” kata sang tamu, “di
malam berikutnya saya ingin mencuri buah pepaya yang tersisa. Namun saat saya
menemukan ada tangga di sana, saya tersadarkan dan sejak itu saya bertekad
untuk tidak mencuri lagi. Untuk itu, saya kembalikan pepaya Anda dan untuk
menebus kesalahan saya, saya hadiahkan pepaya yang baru saya beli di pasar
untuk Anda”.
Hikmah yang bisa diambil dari
kisah inspirasi diatas, adalah tentang keikhlasan, kesabaran, kebajikan dan
cara pandang positif terhadap kehidupan.
Mampukah kita tetap bersikap
positif saat kita kehilangan sesuatu yang kita cintai dengan ikhlas mencari
sisi baiknya serta melupakan sakitnya suatu “musibah”?
0 komentar:
Posting Komentar